Minggu, 16 Agustus 2009

Kunci Persatuan Gereja


Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16:15-19)

Apakah yang Yesus lakukan untuk memastikan Gereja-Nya akan selalu bersatu?
Dia mengirim Roh Kudus untuk berdiam dalam Tubuh-Nya yang adalah Gereja, mempersatukan semua umat satu dengan yang lain dan dengan diriNya sendiri, Kepala dari Tubuh Kristus.
Dia telah memberikan kita Roh-Nya yang, merupakan kesatuan dan mahluk yang sama dalam kepala dan para anggota-anggotanya, menghidupkan, mempersatukan, dan menggerakan seluruh Tubuh. {Konsili Vatikan II, paragraf 7)
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisa, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. (Efesus 4:3-6)

Siapakah instrumen terutama pengajaran dan karya yang mempersatukan dari Roh Kudus di dalam Gereja?
Sri Paus, yang adalah Uskup Roma dan Vikarius Kristus di dunia. Dia adalah kepala yang terlihat dari seluruh Gereja Katolik.
"Aku akan mengangkat satu orang gembala atas mereka, yang akan menggembalakannya." (Yehezkiel 34:23)

Siapakah Paus yang pertama?
Rasul Petrus, yang diangkat menjadi Paus oleh Yesus Kristus sendiri.

Kapankah Yesus membuat Santo Petrus sebagai Paus pertama?
Sesaat sebelum Dia naik ke sorga, Yesus memberikan otoritas penuh kepada Santo Petrus atas seluruh Gereja-Nya. Beberapa bulan sebelumnya, Dia telah menjanjikan hal ini.
"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga..." (Matius 16:18-19)
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku....Gembalakanlah domba-domba-Ku...Gembalakanlah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:15-17)

Apakah otoritas Petrus berakhir setelah dia wafat?
Tidak. Kuasa itu diteruskan kepada Santo Linus, dan setelah dia wafat, diteruskan kepada yang berikutnya, demikian secara terus-menerus selama 2000 tahun.
Untuk menemukan Gereja Kristus yang sejati di dunia ini, engkau harus menemukan Petrus atau penggantinya yang sah. "Dimana Petrus berada, disanalah Gereja berada." (Santo Ambrosius, abad ke-4)

Apakah Yesus menginginkan kita untuk mematuhi Sri Paus dalam hal agama?
Ya, karena kepatuhan dan kesetiaan kepada Sri Paus adalah salah satu syarat utama dari Tuhan Yesus demi persatuan dalam Gereja-Nya.
"Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16:19)
"Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita.." (Yohanes 17:21)

Apakah Sri Paus bisa salah ketika mengajarkan ajaran agama?
Tidak ketika beliau mengajar secara resmi (ex cathedra) sebagai kepala Gereja. Dia mendapat rahmat perlindungan khusus yang diberikan Allah supaya terhindar dari kesalahan pengajaran.

Poin-poin Praktis

• Roh Kudus tinggal dalam anggota-anggota Gereja dan membantu mereka dengan rahmat-Nya sesuai dengan tugas-tugas mereka. Ini cara-Nya membimbing Gereja dan memberi hidup dan persatuan. "Seperti Kristus adalah Kepala Gereja, demikian juga Roh Kudus menjiwai Gereja. (Paus Leo XIII)

• Sri Paus tinggal di kota Vatikan, suatu wilayah yang independen di dalam lingkup wilayah kota Roma, Italia. Dia adalah Uskup Roma. Sejak jaman Santo Petrus, Uskup Roma selalu menjabat sebagai Paus. Ketika seorang Paus wafat, para Kardinal memilih penggantinya.

@http://www.gerejakatolik.net/

Tidak ada komentar: