Rabu, 18 Agustus 2010

Suami Yang Mengasihi Isteri Bagai Kristus Mengasihi Jemaat


“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” Efesus 5:25,28


Tuhan begitu mengasihi umatNya sehingga Bapa mengirimkan AnakNya yang tunggal yaitu Kristus untuk menebus dosa setiap umatNya (Yohanes 3:16). Kasih Kristus atas jemaatNya tidak ada batasnya. Dia menjadi penolong dan penghibur, memberikan kekuatan, sukacita, kesembuhan, kelepasan dan kemenangan bagi umatNya. Dia rela mati di atas kayu salib demi kita semuanya.


Sikap seperti itulah yang harus dimiliki seorang suami terhadap isterinya. Sama seperti Kristus yang memandang umatNya sebagai tubuhNya, demikian juga suami memandang isteri sebagai tubuhnya. Isteri merupakan bagian yang tak terlepaskan dari suami. Isteri merupakan bagian kehidupan dari suami. Tanpa isteri maka suami tidak dapat berjalan, karena itu berarti suami berjalan tanpa tubuhnya.


Suami harus menjadi penolong dan penghibur bagi isterinya. Suami harus memberikan kekuatan, dorongan, motivasi dan support bagi isterinya. Suami tidak boleh memandang rendah isterinya. Suami harus membuat isterinya merasa memiliki hidup yang berharga di mata Tuhan.

“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” 1 Petrus 3:7

Tuhan telah menempatkan isteri sebagai teman pewaris tahta, bukan sebagai pembantu atau bahkan orang yang tak dianggap sama sekali. Segala kekurangan yang dimiliki oleh isteri tidak boleh dijadikan alasan bagi suami untuk memandang rendah isterinya, karena Tuhan telah menempatkannya sebagai pasangan hidup kita. Sikap yang meremehkan isteri akan membuat segala doa kita terhalang di hadapan Tuhan. Jika ingin agar Tuhan mendengarkan doa-doa dari seorang suami, maka dia harus belajar untuk menghargai isterinya sesuai dengan Firman Tuhan.

“Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.” Efesus 5:29
Dengan alasan apapun, suami tidak boleh membenci isterinya, karena dengan demikian maka dia membenci tubuhnya sendiri. Hal ini bertentangan dengan sikap Kristus yang senantiasa mengasuh dan merawat tubuhNya yaitu jemaatNya. Suami harus benar-benar memperhatikan isterinya dan memberi perhatian lebih terhadap bagian yang lemah. Tidak ada manusia yang mau menyakiti tubuhnya sendiri, demikian juga seharusnya seorang suami tidak boleh menyakiti isterinya baik secara perasaan, maupun secara fisik.

Perhatikan kata-kata yang keluar dari mulut, karena jika tidak hati-hati maka kata-kata tersebut dapat melukai hati sang isteri. Perempuan sangat peka pada pendengarannya. Berilah pujian atas isterimu. Berilah penghargaan bagi isterimu. Katakan dan ungkapkan rasa sayang kepada isteri, sehingga dia benar-benar mengetahui bahwa suaminya mengasihi dia. Ungkapan kasih sayang memang harus ditunjukkan melalui perbuatan, tetapi juga harus dinyatakan melalui kata-kata. Kedua ungkapan baik melalui perbuatan dan kata-kata sangat penting demi keharmonisan rumah tangga. Komunikasi harus dibangun dengan sebaik mungkin agar tidak ada rasa curiga di antara pasangan suami isteri.

Suami harus belajar mendengar apa yang menjadi keluhan, ungkapan perasaan, bahkan juga nasehat dari isterinya. Ketika suami mau belajar mendengar kepada isterinya, akan ada suatu perubahan yang luar biasa terjadi dalam rumah tangga tersebut. Berkat Tuhan akan tercurah dengan luar biasa dalam rumah tangga dan keluarga.

Menjadi seorang suami tidak boleh mementingkan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan isterinya. Dengan mengasihi isteri sebagaimana mengasihi tubuhnya sendiri berarti bahwa segala hal yang menyangkut kepentingan isteri juga harus menjadi perhatian bagi suami. Ini bukan berarti isteri dapat menuntut apapun yang menjadi keinginannya. Tetapi tentunya semua harus berjalan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Ketika suami dan isteri memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing di hadapan Tuhan, maka mereka akan memiliki rumah tangga yang kuat. Rumah tangga yang kuat akan membentuk keluarga yang kuat. Keluarga yang kuat akan menjadi pondasi yang kuat bagi gereja. Sehingga pada akhirnya gereja-gereja yang ada di muka bumi ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi bangsa-bangsa, nama Tuhan dimuliakan di atas muka bumi ini.

Doa:
Tuhan mampukan para suami agar dapat lebih lagi menghargai dan mengasihi isterinya sebagaimana mereka mengasihi dirinya sendiri. Mampukan para suami untuk dapat menjadikan isterinya merasa memiliki hidup yang sangat berarti dan berharga baik di hadapan Tuhan maupun bagi banyak orang. Biarlah kehidupan rumah tangga dari setiap pasangan yang ada menjadi harmonis dan kuat di dalam Tuhan.


Langkah iman:
Mulailah untuk mengasihi dan memperhatikan isterimu.
Jangan melakukan kekerasan baik secara kata-kata ataupun secara fisik terhadap isterimu.
Beri telinga atas setiap ungkapan maupun keluhan isterimu. Hargai setiap pendapat maupun nasehatnya.
Beri perhatian atas segala kebutuhannya untuk dihargai dan dilindungi.
Beri pujian dan ungkapkan rasa kasih sayang melalui kata-kata dan perbuatan.


*)sumber Pelita Hidup

Kemerdekaan DIA Berikan


Setiap manusia mempunyai kemerdekaan dalam segala sesuatu. Semua yang kita rencanakan dengan baik dan seksama bisa menjadi sangat berantakan dan tidak kita duga sama sekali tetapi itu adalah suatu kebaikan untuk kita. Misalkan kita sudah mempersiapkan setiap event acara dengan baik dan begitu banyak kegiatan yang kita lakukan sehingga membuat kita sangat letih, tetapi kita percaya DIA selalu menyertai untuk setiap langkah tujuan yang kita lalui.


Sehingga pada suatu hari kita mempercayai Malaikat-malaikat untuk menjaga kita, tetapi pada saat persiapkan sebuah acara, kita mendapatkan kecelakaan; jatuh pada batu trotoar dijalan sangat keras, itu membuat tubuh kita sangat sakit dan seperti patah tulang. Pada saat kita berseru kepada Tuhan, “Kenapa??? Engkau tidak melindungi aku ya Bapa, padahal engkau tahu, bahwa aku begitu setia untuk melayanimu dan engkau pun tahu bahwa besok aku akan melayani anak jalanan.


Tetapi mengapa engkau menginjinkan aku terjatuh???” saat kita terdiam lalu Tuhan menjawab dan berkata kepada kita; “Anakku yang Kukasihi, Engkau dibiarkan terjatuh supaya kamu bisa beristirahat yang cukup, dan kondisimu pulih kembali karena engkau sangat berharga dimataku” Lihatlah bertapa BAPA sangat memperhatikan setiap kebutuhan kita, DIA sangat mengetahui apa yang kita perlukan dalam kehidupan kita. Bahkan sebelum kita meminta dia lebih mengetahuinya dahulu.


“Kita tahu sekarang, bahwa ALLAH turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi DIA, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana ALLAH.” (Roma 8:28)

Jika DIA sudah memberikan kemerdekaan kepada kita semua, percayakanlah kehidupan kita sepenuhnya kepada-Nya, dan tak perlu kuatir menjalani kehidupan yang akan datang. Dalam hidup kita jangan memikirkan sesuatu tentang hal-hal apa pun tentang orang lain, negative atau positif karena bisa disamakan seperti kita menghakimi orang tersebut. Karena DIA selalu memberikan kemerdekaan untuk setiap anak-anak-Nya untuk mengekspresiasikan diri.

Tuhan selalu meresponi berbagai situasi yang berbeda-beda, kita akan mengetahui metode dan tujuan-Nya dalam mendidik kita, semua anak-anak-Nya, bahkan lebih dari itu kita akan menerima upah kebenaran yang diberikan oleh Tuhan. DIA BAPA yang selalu sama yang penuh dengan kasih.


“Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5b)



*(Goresan Thesa Lim)
___majalah smile edisi 9


Damai Bersama-Mu


Saat beban ini terasa berat
Saat merasakan kesepian dan ketakutan
Engkau selalu mendampingiku
Bundaku yang penuh belas kasih



Bunda…
Pegangan tangan-Mu kuat
‘tak akan membiarkan aku jatuh
Pelukan kasih-Mu menghangatkan jiwaku
Tak akan kau biarkan diriku lemah



Namaku selalu ada dihati-Mu
Berdoa bersama – sama denganku
Membangunkan harapan dan impian
Menerangi akal budi dan membimbingku

Bunda Maria…
Ibuku yang baik hati
Bersama-Mu ada kedamaian
Mewarnai hidupku dengan berwarna



*(Goresan Thesa Lim)
___majalah smile edisi 7 Vol.II. Mei-Juni 2010

Rahasia Untuk Berbuah Lebat

“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. ” Yohanes 15:16

Setiap manusia yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya merupakan hasil dari kasih karunia Tuhan (Yoh 3:16). Tuhanlah yang memilih setiap hidup kita semua. Dia yang memanggil kita dan memberikan kasih karuniaNya agar kita dapat mengenalNya sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak berhenti pada titik bahwa kita disebut sebagai umat Kristiani atau pengikut Kristus, tetapi Tuhan telah menetapkan suatu tugas bagi kita yang telah menerima Dia (Yoh 15:16). Dia meminta kita untuk pergi menjadi saksiNya dan menghasilkan buah kekekalan dalam hidup kita.



Buah yang dimaksud bisa berbicara mengenai buah pertobatan baik dalam hidup kita pribadi maupun hidup orang lain, buah roh (Gal 5:22-23) dan buah pelayanan baik dalam bidang pekerjaan sekuler (market place) maupun yang terpanggil secara penuh waktu di pelayanan pastoral.
Bagaikan sebuah pohon yang buahnya dapat dinikmati banyak orang, maka buah yang muncul dari kehidupan umat Tuhan akan dapat dinikmati oleh banyak orang dan menjadi berkat bagi mereka semua. Semakin lebat buah yang dihasilkan oleh sebuah pohon, maka semakin banyak orang yang dapat menikmati buah tersebut.

Tetapi jika sebuah pohon tidak mengeluarkan buahnya, maka pohon itu akan hidup dengan percuma, sebagaimana disebutkan dalam perumpaan yang Tuhan sampaikan dalam Lukas 13:6-9.

Oleh karena itu menghasilkan buah adalah kewajiban bagi setiap umat Tuhan, agar hidup kita semua dapat berguna bagi orang lain sesuai dengan kehendak Bapa di Sorga.

Berikut rahasia agar kita dapat menghasilkan buah yang lebat bagi Kerajaan Sorga:

1. Tinggal di dalam Tuhan

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. ” Yoh 15:4

Pembacaan Firman Tuhan, doa harian, saat teduh, ibadah/persekutuan, pendalaman Alkitab, komunitas sel/selgrup, doa puasa dan masih banyak cara lagi yang dapat membuat kita tetap tinggal di dalam Tuhan.
Jika kita mulai meninggalkan aktivitas-aktivitas tersebut di atas, atau bahkan kita tidak pernah melakukannya, dapat dipastikan bahwa kita tidak akan pernah dapat berbuah-buah dalam kehidupan kita. Oleh karena itu janganlah heran jika banyak sekali umat Tuhan yang masih jatuh bangun di dalam Tuhan dan tidak merasakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan rohani mereka walaupun sudah bertahun-tahun mengikut Yesus.

“Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. ” Yoh 15:2

Tentu saja ada konsekuensi bagi ranting maupun pohon yang tidak pernah menghasilkan buah. Yang berbuahpun akan selalu dibersihkan agar dapat menghasilkan lebih banyak lagi buah.
Kehidupan kita merupakan suatu proses menuju kepada kesempurnaan. Setiap hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan akan dipangkas melalui keadaan ataupun kondisi yang Tuhan ijinkan bagi kita. Ketika kita melewati suatu masalah, hati kita akan senantiasa dibersihkan agar dapat muncul karakter Yesus dalam kehidupan kita.

2. Meresponi setiap Firman Tuhan dan Bertekun di dalam FirmanNya

“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” Luk 8:15

Lukas 8:4-15 berbicara mengenai perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benihnya. Benihnya jatuh di empat macam tanah. Dan hanya di tanah yang baik saja benih itu dapat tumbuh dan bahkan berbuah hingga seratus kali lipat.

Benih berbicara mengenai Firman Tuhan, sedangkan tanah berbicara mengenai sikap hati kita dalam menerima atau merespon terhadap Firman Tuhan yang kita dengar.

Tanah yang baik merupakan sikap hati yang mendengar, menyimpan dalam hati, menyambut dan mengerti Firman Tuhan yang diterimanya. Tidak hanya itu, Firman yang telah diterima juga dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus, dalam berbagai macam keadaan (baik maupun buruk). Dengan begitu maka kehidupan kita akan mengeluarkan buah yang dapat dinikmati oleh banyak orang.


Beberapa halangan untuk dapat bertumbuh dan berbuah:
Tidak mau dibersihkan sehingga dapat berbuah. Hati yang tidak rela dibersihkan melalui masalah maupun pencobaan yang datang, lewat orang-orang yang mungkin menyakiti hati kita dan membuat kita kecewa.

Pekerjaan iblis yang senantiasa menghalang-halangi umat Tuhan agar dapat mengerti Firman Tuhan. Setiap Firman yang didengar umatNya akan dicuri oleh iblis, sehingga umat Tuhan akan lupa kepada Firman yang telah didengarnya.

Tidak mau berakar di dalam Tuhan, sehingga ketika pencobaan datang, maka dengan mudah umat Tuhan akan melupakan kuasa Tuhan yang mampu menolong mereka.
Kekuatiran akan apa yang akan terjadi. Hal ini disebabkan karena kurang percaya kepada kuasa Tuhan yang sanggup mengubahkan segala sesuatu. Keadaan dunia lebih mempengaruhi kehidupan mereka dibandingkan dengan kuasa Tuhan.
Kekayaan dan kenikmatan hidup akan membuat umat Tuhan lupa kepada Dia yang telah mempercayakan kelebihan materi kepada mereka. Hal ini membuat mata rohani mereka membuta dan tidak lagi dapat melihat cahaya kemuliaan Tuhan.


Buah yang telah dihasilkan oleh sebuah pohon tidak dapat dinikmati oleh pohon itu sendiri, melainkan buah itu akan dinikmati oleh orang lain dan berguna untuk memberikan kehidupan, kesehatan, kekuatan, nutrisi dan kesegaran bagi setiap orang yang menikmatinya. Hidup yang kita jalani bukan sekedar hidup untuk mencari nafkah bagi diri kita sendiri atau bahkan keluarga kita sendiri. Tetapi Tuhan telah menetapkan tujuan bagi masing-masing pribadi kita, supaya hidup kita menjadi kesaksian dan menghasilkan buah. Dengan demikian kehidupan kita akan menjadi persembahan dan korban yang harum di hadapanNya (Ef 5:2).

“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. ” Ibr 12:11

“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Fil 1:21-22b


*)Sumber Pelita Hidup

Senin, 12 Juli 2010

Percayalah KepadaKu: Janji Setia Tuhan



“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Tuhan, percayalah juga kepada-Ku.” Yohanes 14:1

Bacaan Alkitab : 2 Tawarikh 20:15-18
(15) dan berseru: “Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Tuhan. (16) Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. (17) Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.” (18) Lalu berlututlah Yosafat dengan mukanya ke tanah. Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya.



Pada saat Tuhan mengatakan : Jangan takut kepada kita, bagaimana reaksi kita setelah kita mendengarnya? Ada yang mengatakan pasti dong tidak takut lagi, namun setelah beberapa saat ia mulai mengalami ketakutan lagi. Ada yang mengatakan ya percaya saja, tetapi kenyataannya orang ini sibuk mencari bantuan orang lain yang dianggap sanggup untuk menolongnya. Ada juga yang mengatakan perlu bukti terlebih dahulu untuk mempercayai Tuhan dalam hidupnya.

Ada hal hal yang perlu Anda simak dan perhatikan di bawah ini :

Pada saat Yosafat menerima Firman Tuhan yang mengatakan jangan takut karena yang berperang bukan mereka, Yosafat berani untuk mempercayainya bahwa apa yang Tuhan nubuatkan lewat hambaNya itu adalah pasti! Dan ketika Yosafat berani mempercayai Tuhan, ia melihat dan mengalami betapa Tuhan juga membuktikan kepadanya bahwa Ia dapat dipercaya dengan menggenapkan FirmanNya pada Yosafat.

Perhatikan lanjutan dari bacaan Alkitab dalam 2 Tawarikh 20:22 Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. Lihat apa yang Tuhan Firman kan, Dia buktikan bahwa yang berperang adalah Dia sendiri, bahkan lihat yang terjadi pada bangsa Moab dan Amon tersebut dalam 2 Tawarikh 20:23 Lalu bani Amon dan Moab berdiri menentang penduduk pegunungan Seir hendak menumpas dan memunahkan mereka. Segera sesudah mereka membinasakan penduduk Seir, mereka saling bunuh-membunuh.

Ketika Tuhan menjanjikan Abraham akan menjadi bangsa yang besar, dan menyuruh Abraham keluar dari tanah kelahirannya, untuk masuk ke tanah yang Tuhan janjikan. Saat itu tidak ada tanda apapun, yang pasti Abraham hanya berani melangkah untuk percaya pada TUhan. Hal itu terbukti bahwa Tuhan tidak menelantarkan Abraham dan seluruh rombongan yang mengikutinya. Tuhan menuntunnya, memeliharanya dan menggenapkan janjiNya dengan memberikan keturunan kepada Abraham dan menjadikannya benar benar menjadi bangsa yang besar seperti yang Tuhan Firman-kan kepadanya.

Jika demikian luar biasanya Tuhan, mengapa kita tidak mau mempercayakan seluruh hidup kita padaNya? Karena apa yang Tuhan janjikan, apa yang Tuhan katakan dalam FirmanNya pasti digenapi! Oleh sebab itu, jika Tuhan mengatakan dalam FirmanNya dalam Mazmur 110:1, Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: “Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu”. Jika kita diperhadapkan dengan tekanan yang berat atas situasi sekeliling kita, sakit penyakit yang menekan, orang yang mau mencelakakan kita, mengapa kita tidak menghampiri tahta Tuhan, duduk diam di dekatNya, memuji dan muliakan Dia? Biarkan Dia yang mengerjakan bagi kita membuat musuh-musuh kita sampai dijadikan tumpuan kaki kita.

Jika Tuhan mengatakan : “ janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. “ Yesaya 41:10, mengapa kita harus takut? Percayakan saja hidup kita pada Tuhan, karena yang membawa kemenangan bukan kekuatan kita tetapi Tuhan sendiri yang membawa kemenangan kepada kita. Luar aiasa, Allah kita memang sungguh dapat dipercaya!

Jika Tuhan mengatakan: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”, Matius 11:28. Mengapa Anda tidak datang kepadaNya ketika Anda merasakan kelemahan? Jika Yosafat , Abraham dan yang lain telah membuktikan bahwa ketika mereka berani mempercayai Tuhan, maka mereka bisa menikmati hasil yang hebat dan luar biasa yang Tuhan kerjakan bagi mereka. Mengapa Anda tidak berani percaya kepadaNya? Ingat Dia katakan bahwa Anda dapat mempercayaiNya, dengan sepenuh hati! Mari percayakan Tuhan untuk hidup Anda, pekerjaan Anda, bisnis Anda, karier Anda, keluarga Anda : orang tua – anak – suami – istri Anda, sekolah Anda, masalah / persoalan yang Anda hadapi, kelemahan Anda, mungkin saat ini Anda sakit – percayakan penyakit Anda pada Nya. Karena Ia sanggup melakukan perkara yang jauh melebihi apa yang dapat Anda pikirkan.

SUATU KERUGIAN KETIKA ANDA MENOLAK
UNTUK MEMPERCAYAI TUHAN DI DALAM HIDUP ANDA.
KETIKA ANDA BERANI UNTUK PERCAYA PADA TUHAN,
DIA, TUHAN TIDAK AKAN PERNAH MENGECEWAKAN ANDA.



*)Sumber Pelita Hidup

Selasa, 01 Juni 2010

Mengasihi Dengan Persahabatan


Mengasihi… suatu kata yang sangat kompleks dan menjalankannya susah – susah gampang tetapi semuanya bisa kita lakukan dengan turut campur tangan Tuhan.

Tetapi buah Roh ialah : Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Galatia 5:22-23)


Lihatlah seorang lelaki bagaimana cara dia mengambil suatu keputusan! Bagaimana cara dia mengandeng tangan pasangannya! Apakah gandengan tangan itu bersifat menguasai, melindungi, memberikan kebebasan tapi dia mempercayainya?? (coba rasakan dan arti dengan hatimu yang tenang)

Lihatlah seorang wanita bagaimana dia membantu pasangannya. Bagaimana cara dia mengasihi dengan hati yang lembut, bersyaratkah atau tanpa syarat??? (coba rasakan dan arti dengan hatimu yang tenang)


Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (Korintus 13:4-7)


Memang menjalankannya sangat sulit.. tetapi dengan menyerahkan sepenuhnya kehidupan kepada DIA, DIA selalu menyertai kita, Saat kita jatuh lalu bangkit dan kemudian bergeraklah kembali, jangan pernah menyerah dan teruslah berjalan. Percayalah kepada diri kita sendiri bahwa kita bisa melakukannya, jika kita melakukan sesuatu dengan kasih yang tulus akan menyentuh hati orang lain disekelilingmu.


Menjalin suatu hubungan kadang tidak seperti yang kita pikirkan, tapi kita serahkan seluruhnya pemikiran kita kepada Tuhan karena DIA adalah sutradara dan kita yang melakonkan naskah tersebut tetapi DIA sutradara yang baik, yang selalu memperhatikan setiap kebutuhan anak – anaknya. Jangan menyalahkan Tuhan untuk setiap kejadian – kejadian yang buruk menimpah kita sebaliknya bersyukurlah untuk pendewasaan iman kita.


Dalam hidup kita tidak boleh terikat dengan masa lalu, sakit hati, kegagalan, atau kesuksesan dimasa lalu dan dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran untuk memperbaiki tingkah laku kita sekarang. Mulailah kita dengan suatu persahabatan yang tulus, hati dan jiwa yang bersih.


*(Goresan Thesa Lim)


Kamis, 22 April 2010

Biarkan Tuhan Menilaimu



Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi, tetaplah berbuat baik.

Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.


Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.

Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.

-Mother Theresa-